Infotek Bidang Perkebunan dan Hortikultura
PEREKEBUNAN
TEKNIK PENGOLAHAN TANAH UNTUK PENANAMAN
TEMBAKAU RAJANGAN
- Pengolahan tanah untuk tanaman tembakau rajangan pada umumnya lebih sederhana disbanding dengan jenis temabaku cerutu. Pada umumnya lahan di dataran tinggi, sisi tegak galengan mencapai tinggi (0,5-1,5 m). Pada sisi galengan tersebut rumput dibersihkan agar letak tidak menjadi sarang hama. Kemudian bersihkan jerami dari petakaaan.
- Setelah jerami dibersihkan, tanah dibajak pertttaaama dan dilanjutkan dengan garu untuk meratakan tanah (local : grabag). Selanjuutnya didiamkan 1-2 minggu dan kemudian diairi (local: torab) serta dibuat saluran-saluran drainase keliling. Pekerjaan ini dimaksudkan agar bongkahan tanah yang masih cukup besar bisa hancur. Bekas tanaman padi biasanya akan menyebabkan bongkahan tanah yang bsar.
- Selanjutnya dilakukan pembajakan kedua dan ketiga (loka: menggek). Pembejakan dilakukan dengan arah memotong bajak I, kemudian digaru gingga rata. Kemudian didiamkan 1-2 minggu.
- Dibuatkan guludan sesuai dengan jarak tanam. Dibuat lubang tanam dengan digejik.
- Lahan yang sudah selesai diolah dilengkapi dengan tempat penampungan air yang diberi alas plastic.
- Tembakau rajangan memilki ciri berukuran relative kecil disbanding tembakau lain. Jarak tanamnya rapat dengan system “double row”, yaitu dua baris tanaman dalam satu gulud. Jarak tanam yang umum digunakan 60x50x90 cm, 50x50x90 cm atau 40x40x90 cm.
HORTIKULTURA
PENANGANAN PASCA PANEN PISANG YANG BAIK
- Umur panen
Saat panen pisang ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Waktu panen pisang dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan menghitung jumlah hari dari unga mekar sampai siap dipanen atau dengan melihat bentuk buah.
Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari, tergantung varietas. Cara penentuan panen ada pula yang berdasarkan hari setelah jantung pisang dipotong, kemudian dilakukan penandaan dengan pita.
Buah yang tua biasanya sudut buah tumpul dan membulat, daun bendera mulai mongering dan bekas putik bunga mudah patah. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedangkan untuk keperluan ekspor, pisang dipanen tidak terlalu tua (tingkat kematangan 75-85%) tetapi sudah masak fisiologis (kadar patinya sudah maksimum). Pada keadaan ini kualitas buah cukup baik dan mempunyai daya simpan cukup lama.
Secara fisik, tanda-tanda ketuaan buah pisang di antaranya, yaitu :
- Buah tampak berisi, bagian linger (tepi) buah sudah tidak ada lagi.
- Warna buah hijau kekuningan. Untuk buah pisang dengan tingkat kematangan penuh, pada tandannya akan ada buah yang sudah masak (2-3 buah).
- Tangkai di putik sudah gugur.
Tingkat ketuaan buah dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan dengan tujuan menentukan saat panen yang tepat agar sesuai dengan permintaan pasar.
Kematangan buah tersebut dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan sebagai berikut :
- Tingkat kematangan buah ¾ penuh. Tanda-tandanya bentuk lingir buah tampak jelas. Buah ini kurang lebih berumur 80 hari dari keluarnya jantung.
- Tingkat ketuaan buah hamper penuh. Beberapa lingir masih tampak. Umur buah ini kurang lebih 90 hari dari keluarnya jantung.
- Tingkat ketuaan penuh. Lingir buah sudah tidak tampak lagi. Umurnya kurang lebih 100 hari dari keluarnya jantung.
- Tingkat ketuaan buah benar-benar penuh. Bentuk lingir buah sudah tidak tampak lagi dan kadang-kadang buah pecah dan 1-2 buah berwarna kuning. Buah ini berumur 110 hari dari keluarnya jantung.
Untuk pemasaran lokal, petani lebih suka memetik buah pisang pasa stadia tingkat ketuaan penuh. Buah pisang yang di petik pada stadium ini dalam 3-4 hari akan menjadi matang penuh. Untuk pemasaran ke luar daerah, ke luar pulau atau dimaksudkan agar daya simpan pisang menjadi lebih lama.
Selain tanda-tanda fisik tersebut, tingkat ketuaan pisang juga dapat ditentukan dari umurnya. Waktu yang diperlukan sejak tanaman pisang ditanam sampai panen adalah sekitar 12-15 bulan. Bila dihitung sejak pisang mulay berbunga, sekitar 4-6 bulan atau bergantung varietasnya.
- Waktu panen
Pemanenan pisang dapat dilakukan pada pagi hari (pukul 07.00-10.00) atau sore hari (pukul 15.00-17.00) dalam keadaan cerah. Namun pemanenan yang paling baik adalah pada pagi hari. Pemanenan tidak dianjurkan pada waktu hujan karena dapat meningkatkan serangan busuk buah dalam gudang penyimpanan.
- Prosedur panen
Prosedur pelaksanaan panen pisang, sebagai berikut :
- Gunakan parang yang tajam dan bersih, sebaiknya cuci parang dengan Lysol/bayclin.
- Turunkan kayu atau bambu penyangga secara perlahan-lahan.
- Tebang batang pisang dengan cara menusuk batangnya atau membacok separuh batang setinggi ½ dari tinggi batang agar tandan pisang tidak menyentuh tanah.
- Potong tandan pisang dengan golok tajam. Lengkungan tandan sedapat mungkin melebihi diameter tandan agar getah tidak menetes ke buah.
- Buka plastik kerodong sebelum atau setelah panen tergantung kondisi. Tangkai tandan segera balikkan menhaap ke bawah. Tujuannya agar getah yang keluar dari tangkai tandan tidak menetes pada buah dan buah tidak tergores oleh tanah.
- Angkut tandan pisang dengan dilapisi daun pisang kering atau bahan lain, seperti spons yang bertujuan untuk mencegah kerusakan mekanik.
- Pada tempat pengumpulan, beri alas tandan pisang untuk menghindari buah rusak/tergores.
(Sumber : Dinas Perkebunan Prov.Jatim, 2013)